Menyusuri Buk Renteng – Kanal Bersejarah Peninggalan Belanda
Sekoci.net – Di daerah Minggir Sleman Yogyakarta terdapat Selokan Van Der Wijck atau dulu dikenal dengan nama Kanal Van Der Wijck. Sedangkan masyarakat setempat menyebutnya dengan nama ‘Bok Renteng’. ‘Bok’ berarti jembatan, sedangkan ‘renteng’ memiliki arti bergandengan atau berangkai.
Apabila dilihat dari kejauhan Bok Renteng tampak seperti jembatan atau tembok yang besar. Tapi aslinya bangunan ini merupakan saluran irigasi dengan beberapa terowongan yang berjejer di bawahnya. Saluran irigasi Van Der Wijck ini masih dalam sistem Selokan Mataram yang menghubungkan dua sungai besar di Yogyakarta, yakni Sungai Progo dan Sungai Opak.
Jaringan induk Selokan Mataram ini dibangun pada zaman penjajahan Belanda tahun 1902-1932. Bok Renteng sendiri dibangun pada zaman Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Selain untuk saluran irigasi, pembangunan ini dimaksudkan agar masyarakat sekitar tidak terlibat dalam romusha.
Pada Awal berdirinya, selokan ini mengaliri lahan tebu yang banyak terdapat di Kapanewon Minggir dan Moyudan. Lahan tebu tersebut menyuplai kebutuhan pokok 19 pabrik gula di Yogyakarta pada zaman Belanda. Hingga kini, saluran irigasi ini masih memberikan manfaat bagi petani setempat. Saluran irigasi ini bisa memenuhi kebutuhan air untuk 20.000 hektare sawah yang berada di Sleman bagian barat.
Selain itu, kini Bok Renteng menjadi daya tarik dan tujuan wisata untuk menikmati sejuknya suasana persawahan.
Pilot drone: @gregor.aris
Narator: @vemelinda.s
Editor: @vemelinda.s
Facebook Comments