News 

Kecam Kandang Baterai, AFJ Aksi di Depan McDonald’s Sudirman Jogja

Sekoci.net-Sejumlah aktivis perlindungan satwa yang tergabung dalam Animal Friends Jogja (AFJ) melakukan aksi di depan gerai McDonald’s yang berada di Jalan Sudirman, Sleman, Yogyakarta.

Para aktivis tersebut melakukan aksi sebagai bentuk desakan terhadap McDonald’s Indonesia yang tak kunjung menunjukkan kepedulian mereka terhadap kesejahteraan ayam petelur dengan mengeluarkan komitmen bebas sangkar (cage-free).

Menurut mereka, McDonald’s Indonesia tertinggal jauh dari perusahaan-perusahaan pesaingnya dalam penerapan standar kesejahteraan hewan yang lebih tinggi. Bahkan, mereka juga belum menerapkan standar kesejahteraan hewan yang sama dengan McDonald’s lain di berbagai belahan dunia seperti McDonald’s di Kanada, Amerika Serikat, Amerika Latin, Eropa dan Australia yang telah berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan ayam-ayam petelur dari rantai pasoknya, dengan mengeluarkan komitmen bebas sangkar. Namun, hingga kini, McDonald’s Indonesia
belum membuat komitmen serupa.

Dalam aksi tersebut menampilkan dua aktivis yang mengenakan kostum ayam dengan bulu rontok dan tubuh penuh luka, serta memegang telur berukuran besar yang dipenuhi darah dan kotoran, sebagai simbol penderitaan para ayam petelur di dalam kandang baterai. Beberapa aktivis lain terlihat memegang berbagai poster yang memperlihatkan desakan agar McDonald’s Indonesia segera mengumumkan komitmen bebas sangkarnya.

“Sebagai salah satu restoran cepat saji terbesar di Indonesia, McDonald’s punya kekuatan untuk membuat perubahan yang lebih baik dalam rantai pasoknya,” ungkap Dhiani Probhosiwi, Manajer Kampanye AFJ Farmed Animals Advocacy.

“Namun, mereka membiarkan diri tertinggal dari para pesaingnya, seperti Burger King, Pizza Hut, atau KFC terkait standar kesejahteraan hewan yang lebih tinggi. Mereka telah memiliki komitmen bebas sangkar, sedangkan McDonald’s Indonesia bahkan tidak memberikan respons apapun terkait desakan bebas sangkar dari publik,” lanjutnya.

Kandang baterai tidak sesuai dengan lima prinsip kebebasan hewan yang dikeluarkan oleh World Organisation for Animal Health (OIE). Sebab, dalam satu kandang sempit, satu hingga dua ayam dikerangkeng selama kurang lebih dua tahun untuk memproduksi telur hingga dianggap tidak menguntungkan lagi dan dibawa ke penjagalan.

Ayam-ayam petelur tidak dapat mengekspresikan perilaku alami yang penting untuk kesehatan mereka karena ruang gerak satu individu ayam tidak lebih besar dari selembar kertas A4. Hal ini menyebabkan tingkat stres yang tinggi dan frustrasi. Ayam-ayam rentan mengalami luka fisik karena tersangkut di jeruji, berpotensi tinggi mengalami patah tulang, dan juga kerontokan bulu (kebotakan) akibat gesekan terus menerus dengan jeruji. Ayam-ayam di kandang baterai terpaksa hidup dalam atmosfer yang beracun. Uap amonia dari tumpukan kotoran di bawah kandang menyebabkan mata terbakar, penyakit pernapasan kronis, dan infeksi pernafasan yang bisa menyebabkan kebutaan.

Telur dari kandang baterai memiliki potensi kontaminasi Salmonella sp. yang lebih tinggi
dibandingkan telur dari peternakan cage-free.

Aksi ini ditutup dengan penyerahan properti telur berukuran besar dengan corak darah dan kotoran sebagai simbol penderitaan ayam petelur yang dipaksa menjadi mesin pencetak telur di dalam kandang baterai. Hal tersebut juga merupakan bentuk desakan dari para aktivis perlindungan satwa dan permintaan konsumen agar mereka segera menerbitkan komitmen bebas sangkar.

Facebook Comments

Berita Lainnya

Leave a Comment